22 April 2010

kucing dan malaikat tak terlihat

suatu hari, seekor kucing duduk diam di atas sebuah batu besar di dalam taman.
di taman itu tidak ada siapa2, seekor hewanpun tidak.
kucing mendesah, dan dalam kesendiriannya itu, ia merenung..


sampai tiba2 angin berhembus, diikuti suara seseorang yang terdengar bersahabat:
"sendirian saja?"
kucing yang sedang merenung, tak sadar akan keanehan yang terjadi, menjawab:
"yah.. begitulah.."
"aku juga! boleh ikut duduk di sini?"
"silahkan saja, batu ini punya siapa saja kok.."
dan angin kembali berhembus, kali ini ke sebelah kanan sang kucing, lalu diam. angin itu tetap di sana, tak bergerak.

"hei kucing, sedang apa kau di sini? di sini tidak ada apa-apa.."
kucing menoleh ke arah angin tak berwujud, sumber suara itu.
"lantas, kau sendiri, sudah tahu tidak ada apa-apa di sini, kenapa kau masih mau datang kemari?"
"ah, itu urusan pribadi.. intinya, ada yang harus kulakukan di sini.."
"yah.. senangnya yang punya hal2 untuk dilakukan.."
"maksudmu?"
"yah.. begitulah, setidaknya hembusan angin lebih berguna dimana2 daripada seekor kucing betina yang masih kecil.."

sejenak, suasana menjadi sunyi. sang angin kembali bertanya:
"hei.. ngomong2.. kau sendirian saja di sini? ke mana kawan2mu, hai kucing liar?"
"aku tak punya teman."
"maksudmu?"
"yah.. kami kaum kucing adalah hewan yang mandiri. kami hidup sendiri2, tidak bergantung pada hewan2 lain.. kami tidak merepotkan, juga percaya pada kemampuan diri sendiri.."
"jadi, sampai sekarang kau hidup sendiri?"
"tidak.. aku tidak sendiri.. aku kenal beberapa hewan yang kadang2 kuajak bicara.."
"lalu, dimana mereka?"
"entahlah.. mungkin sedang sibuk mencari makan malam? yah.. itu urusan mereka, selama mereka dapat melakukan semuanya sendiri, selama mereka dapat mengatur semuanya, kehadiran dan bantuanku tidak dibutuhkan.. aku hanya datang jika mereka membutuhkan bantuanku, dan saat itulah, mereka akan kutolong dengan segenap kekuatanku.."
"tapi, jika demikian caramu menghadapi mereka, berarti kau benar2 sendirian.. pernahkah kau berpikiran untuk.. misalnya.. bermain dengan mereka?"
"yah.. mereka sibuk dengan urusan mereka masing2.. seiring bertambahnya usia, hewan2 semakin terfokus dengan kebutuhan mereka untuk bertahan hidup. kita tak bisa terus bermain2 seumur hidup kita.."
"tapi bukan berarti karena kesibukan itu, kau terhalang untuk bermain dengan mereka, bukan?"
"aku tidak ingin mengganggu kehidupan mereka."
"dengan mengorbankan keinginanmu sendiri?"
"..."

suasana kembali hening, hingga suara sang kucing memecah kesunyian.
"sebenarnya, aku punya majikan.."
"majikan? kau di bawah pengasuhan manusia?"
"bukan, bukan manusia, hai angin yang bijak.."
"hewan?"
"ya.. dia kuanggap majikanku sendiri.. hewanpun dapat dijadikan tuan, benar? yah.. selama sang hewan memiliki hati yang mulia dan keinginan yang baik, tidaklah salah jika hewan lain memilihnya untuk dijadikan panutan dan tempat mengabdikan hidup.."
"dan daripada manusia, kau memilih seekor hewan?"
"begitulah, hai angin.. ia memilihku untuk dipelihara, dan aku mengakuinya sebagai majikan.. kontrak sudah dibuat, aku percaya padanya, sudah cukup lama kami saling mengenal satu sama lain.."
"dan di mana majikanmu sekarang?"
"entahlah.. mungkin sedang bermain dengan hewan2 lain? ia bukan hewan individual seperti aku.."
"dan kau ditinggal di sini, sendiri?"
"jika itu yang majikanku inginkan, jadilah demikian."
"dan ia pergi untuk bermain?"
"tidak selalu. seringkali ia pergi untuk berburu.. yah, kau tahu, makhluk hidup perlu makanan untuk hidup. jika ada waktu kosong, ia sering mengajak hewan2 untuk bermain atau sekedar diajak bicara.."
"termasuk denganmu?"
"ya, kadang2 ia mengajakku bicara"
"kadang2? maksudmu?"
"yah.. entahlah.. dia mengajakku bicara, pergi berburu dengan hewan2 lain, walau tidak sering.. tapi tidak pernah mengajakku bermain."
"dan ia majikanmu?"
"ya, dan menurutku, ia lebih sering mengajak main hewan lain daripada aku"
"dan kau hewan peliharaannya?"
"begitulah.. ketahuilah, hai angin yang budiman.. jika kau datang kemari lebih dulu, bahkan berminggu2 lebih cepat, kau akan tetap menemukanku di sini.. sendirian."
"kau selalu di sini?"
"yah, begitulah.. aku selalu datang ke sini jika aku sedang sendiri. duduk, diam, merenung, berteduh di bawah naungan dedaunan lebat dari pepohonan yang rindang.. setidaknya, ini menghiburku, walau tidak banyak.."
"lantas, mengapa tak kau temani majikanmu?"
"aku takut."
"takut? maksudmu?"
"aku takut kehadiranku hanya jadi batu sandungan untuk majikanku. jika aku menemaninya berburu, mungkin saja nantinya aku akan merepotkan, karena yang dapat kulakukan hanya memberi dukungan, bukan bantuan.. kucing sepertiku belum terbiasa berburu, aku hanya akan jadi penghalang.."
"tapi kau peliharaannya, dan ia majikanmu!"
"lantas?"
"sudah sepantasnya seorang.. ehm.. seekor majikan menjaga, menyayangi, merawat dan menemani peliharaannya dengan sepenuh hati, sepanjang waktu. dan sudah sepantasnya pula seekor hewan mendampingi sang majikan dengan setia kemanapun sang majikan pergi, bagaimanapun keadaannya.."
"begitu pula yang kupikirkan"
"lalu? mengapa kau diam saja di saat semua seperti ini?"
"aku menjalankan peranku sebagai peliharaan sebaik2nya.. aku akan datang kapanpun majikanku membutuhkanku.. jika ia memanggilku, aku akan datang untuk membantunya dalam masalah apapun, bahkan dengan nyawaku.. yang bisa kulakukan, hanyalah menunggu."
"dan selagi kau menunggu, majikanmu menghabiskan waktunya dengan bermain dengan hewan2 lain?"
"hai angin, ketahuilah.. seorang majikan bisa memiliki banyak hewan kesayangan, seorang majikan bisa memelihara lebih dari satu hewan peliharaan, namun seekor hewan peliharaan tidak akan sudi memiliki lebih dari satu tuan.."
"...hei kucing, kau sedih?"
"..."
"kucing muda.. kurasa, majikanmu menjadikanmu alat.. sebuah alat yang digunakan hanya untuk menyelesaikan masalahnya..  sebuah alat yang diambil hanya di saat dibutuhkan.."
"terserahlah apa pendapatmu, hai angin.. pendapatmu itu, bukan kehendakku untuk mengubahnya. begitulah pengalaman hidupku yang kau dengar.."
"kau dijadikan cadangan! tidakkah kau merasa sedih, hai kucing? tidakkah kau sedih? majikan yang kau hargai sampai segitunya, menganggapmu seakan barang cadangan?"
"..."
"dan kau bisa diam dan tenang saja, saat kau dibiarkan berjalan sendirian, tanpa arah dan tujuan, tanpa satupun makhluk hidup yang dapat diajak bicara, tanpa dapat menunjukkan perhatian, tanpa kasih sayang, dalam kesepian.. sementara kau lihat dengan mata kepalamu sendiri, dalam waktu luangnya, ia tidak mencarimu tapi mengajak bicara hewan lain? mengapa kau tetap tahan menjalani semua itu?"
"aku percaya kepada majikanku"
"walau ia mengabaikan keberadaanmu, hingga saat ini?"
"sekali lagi kukatakan, hai angin.. aku percaya kepada majikanku. menurutku, walau secuek apapun dia, sekejam apapun perlakuannya, tak mungkin hatinya sekejam itu.. aku percaya, tidak semudah itu untuknya meninggalkan aku, peliharaannya, sendirian. dan yang dapat kulakukan hanya tetap setia, menunggu saat2 ia membutuhkanku.."
"hei, hei.. iapun tak peduli dengan keadaanmu.. jika ia majikan yang baik, ia akan menemanimu seperti kau setia melayani majikanmu, benar begitu? lihatlah, dimana dia di saat kau bermuram durja sendirian seperti ini? ia bahkan tak peduli kau sedih atau tertawa! yang ia mau hanya bersenang2 bersama hewan2 lain.."
"..itu pendapatmu, hai angin.. kau bukan dia, kau tak akan mengerti, begitu pula aku."
"dan kau akan tetap menunggu dan akhirnya sedih sampai mati?"
"..."

sang angin beranjak dari tempatnya semula. ia bergerak, berputar2, bertambah cepat di setiap putarannya. pusaran angin itu tiba2 bersinar. sang angin berubah, kali ini menjadi sosok yang terlihat. seorang anak perempuan berambut panjang, dengan sayap hitam dan sabit berpita di tangan kanannya..
"kucing muda, cukuplah sudah kudengar kisahmu. aku tak tahan lagi mendengar semuanya. begitu kuat pendirianmu, namun terlalu malang nasibmu.."
kucing terdiam.
"hai kucing muda, janganlah kau berada di sini lebih lama lagi.. ikutlah denganku. bersamaku, kau akan kuajak bermain dan membantuku setiap hari, sesering mungkin, begitu sibuknya hingga kau lupa kau pernah sendiri.. aku akan menjadi majikan barumu, kucing muda.. kau akan kujadikan peliharaanku, satu2nya yang kuperhatikan sepenuh hati.. dengan demikian, kau tak perlu menunggu lagi. kau akan menemaniku dan kutemani, dan bersama, kita dapat menyelesaikan persoalan apapun yang terjadi. bukan bersekian belas, bukan sendiri, tapi berdua.."
kucing menarik nafas dalam2, dan menengadah ke arah anak bersayap itu.
"aku menolak"
anak itu bingung, lantas bertanya:
"mengapa? kau tahu, denganku, kau akan lepas dari segala penderitaan.. buanglah masa lalumu, kucing muda.. buang teman2mu yang tidak selalu mengerti dan menemanimu.. buang majikanmu yang meninggalkanmu itu.. kau akan berbahagia, kucing muda!"
"tidak, hai anak angin.. kau tak akan mengerti.."
"maksudmu?"
"walau teman2ku tak mengajakku bermain, dan sibuk dengan pekerjaannya masing2, bukan berarti mereka sama sekali tidak memperhatikan kebutuhanku. selain itu, aku percaya, persahabatan yang sesungguhnya bukan didasari seberapa seringnya seekor hewan memenuhi kebutuhan hewan lain.. semua hanya soal kepercayaan, dan aku tetap mempercayai mereka. "
"..."
"majikanku.. sebenarnya ia hewan yang baik. yah, bohong namanya jikalau aku hanya ingin jadi berguna untuk tugasnya. aku tahu, sebenarnya aku ingin diperhatikan lebih, dibedakan dari hewan2 lain.. aku ingin memberi perhatian, namun majikanku tidak ada di sini.. yah, kau tahu sendiri itu berat, tapi akan lebih berat lagi jika aku ikut denganmu, hai anak angin.. kau akan memisahkan aku dengan majikanku. kau tahu, aku mengabdikan nyawaku untuk majikanku, dan jika kau mengambilku, kau sedang mencabut nyawaku.."
anak itu diam sejenak, lalu melanjutkan pembicaraan.
"..hei, kucing.."
"ya?"
"kau takut sendirian?"
"..katakanlah demikian.."
"kau yakin dengan keputusanmu menolak tawaranku? siap merasa sendiri seumur hidup?"
"tidak masalah. dunia berputar, mungkin saja semuanya akan segera berubah.. aku akan tetap menunggu dengan sabar.."

sang anak angin beranjak pergi. kucing tetap di tempatnya, duduk diam di atas sebuah batu besar di dalam taman. anak itupun terbang menjauh, meninggalkan si kucing sendirian setelah mengucapkan kata perpisahan.. di atas awan, anak itu menerawang, pandangannya luas ke arah bumi.
"misiku gagal.. tapi sudahlah, kita lihat saja apa yang terjadi.."

1 comment:

  1. 2xbet korean sports betting, live betting, live - Legalbet
    The minimum odds choegocasino for all sports bets is 100.40. The sportsbook 1xbet will give you a very deccasino competitive live stream. All you need to do is download the mobile app.

    ReplyDelete